Sejak berdiri bulan Maret 2010. Unit Pengelola Keuangan/UPK BAHTERA Desa Plosowahyu Lamongan mulai melaksanakan program perdananya yaitu simpan pinjam. Dengan modal awal sebesar Rp. 29.000.000,- UPK Plosowahyu merealisasikannya kepada 12 KSM yang masing-masing KSM anggotanya 5 orang. Jadi total penerima manfaat/pinjaman sebanyak 60 orang. Adapun teknis pelaksanaan telah diatur sesuai AD/ART yang telah disetujui oleh LKM Desa Plosowahyu
Setelah setahun berjalan, hingga akhir Juni 2011 tercatat sebanyak 33 KSM dengan jumlah anggota sebanyak 169 orang. Untuk pinjaman pertama anggota KSM baru bisa menerima dana Rp. 500.000,- pada pinjaman berikutnya sebesar Rp.900.000,- yang diangsur selama 12 bulan degan bunga yang telah disepakati sebesar 1,5%. Dana sebesar ini memang tidaklah cukup dibanding kebutuhan masyarakat, setidaknya warga Plosowahyu telah membuktikan kususnya peminjam, bahwa sejak berdiri bulan Maret 2010 hingga Juni 2011 tidak satupun diantara 169 peminjam yang pernah nunggak. Lancar, bahkan sangat lancar. Hingga saat kondisi neraca sbb:
AKTIVA :
Kas UPK Rp.
432,500.00
Bank UPK Rp.
13,637,681.05
Pinjaman KSM Rp.
100,700,000.00
Cadangan Resiko Pinjaman Rp.
(1,372,500.00)
Inventaris & HT Rp.
Akumulasi Penyusutan Inv.
& HT Rp.
Jumlah Aktiva: Rp. 113,397,681.05
Jumlah Aktiva: Rp. 113,397,681.05
PASSIVA :
Hutang pihak ke-3 Rp.
Tabungan KSM Rp. 15,860,000.00
Tabungan KSM Rp. 15,860,000.00
Alokasi laba untuk BKM Rp.
-
Modal awal PB Rp.
Modal PNPM Rp.
81,000,000.00
Pemupukan Modal dari Laba Rp.
Modal Hibah dari pihak lain Rp.
Laba tahun lalu Rp.
4,443,394.09
Laba tahun berjalan Rp.
12,094,286.96
Jumlah Pasiva: Rp. 113,397,681.05
Jumlah Pasiva: Rp. 113,397,681.05
Kami beserta pengurus yang lain kadang berfikir dan membayangkan, manfa'at apa sebenarnya yang didapat masyarakat dengan dana pinjaman sekecil itu? Modal usaha? perbaikan taraf hidup? ...No Way..... Selain melatih disiplin, tidakklah banyak manfa'at dengan dana sekecil itu.
Penerima manfa'at/peminjam memang diprioritaskan warga miskin agar bisa mempebaiki taraf hidupnya. Cuman masalahnya, banyak warga miskin yang kurang pandai dalam mengelola keuangannya.
Kami selaku petugas Upk di lapangan hanya bisa berharap semoga pihak terkait menyadari bahwa menanggulangi kemiskinan tidak berarti memberi pekerjaan kepada mereka, namun selesaikanlah dulu masalah mereka.Singkat kata, beri pinjaman lunak sebesar utang-utang mereka, baru beri modal usaha dan biarkan mereka bernapas lega sembari menanggalkan predikat miskin yang sudah lama..ha.......ah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar