Senin, 11 Juni 2012

PELET IKAN DARI ENCENG GONDOK


Membuat Pelet Ikan Dari Eceng Gondok


Sumber Gambar: bp4kkp.stg.doc
Latar Belakang Kegiatan
Tingginya harga pakan sebenarnya disebabkan oleh besarnya biaya produksi bagi pengadaan bahan baku. Jika bahan baku pembuatan pakan ikan atau udang disubstitusi dengan bahan yang tersedia di daerah sekitar, maka harga pengadaan pakan bagi kelangsungan usaha budidaya tambak dapat ditekan. Bahan baku pakan yang utama adalah komponen protein yang biasa diperoleh dari sumber hewani ataupun nabati.
Salah satu sumber protein yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan adalah eceng gondok. Dari eceng gondok  dapat dihasilkan konsentrat protein dengan cara ekstraksi asam-basa, sehingga dapat dijadikan bahan pengganti konsentrat protein komersial atau mengurangi tingkat pemakaiannya.
Maksud dan Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan eceng gondok dan bulu ayam dan memberikan petunjuk praktis kepada masyarakat untuk membuat pakan ikan (pellet) dari bahan gulma dan limbah. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan eceng gondok untuk membuat pakan ikan, baik untuk keperluan sendiri maupun umtuk dijadikan usaha ekonomi keluarga.
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan adalah eceng gondok, bulu ayam, dedak polish, bungkil kelapa, tepung tapioca dan ikan asin. Bahan lainnya adalah NaoH 1% ( agen ekstraktif), HCL 10 % ( agen penggumpal), dan bahan pendukung lainnya yang dianggap perlu. Peralatan yang digunakan antara lain adalah baskom, kain saring, ayakan, pH meter, mortal, timbang, press-cooker, dan alat penggiling grinder).
Proses pembuatan
Proses pembuatan pellet ini diawali dengan pembuatan konsentrat protein dari eceng gondok dan bulu ayam. Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan mutu dan status gizi protein yang dihasilkan sehingga betul-betul dapat dihasilkan pellet dengan mutu tinggi.
Sebelum dilakukan ekstraksi protein, eceng gondok dan bulu ayam segera dimasak presto selama satu jam lalu digiling hingga diperoleh hancuran yang kecil. Hancuran bahan ini selanjutnya ditambahkan larutan NaOH 1 % pada rasio 1 : 5 (b/v) hingga tercapai kisaran pH 8,5 dan didiamkan selama 2 jam pada suhu ruang sambil diaduk-aduk. Kemudian dilakukan penyaringan sehingga diperoleh larutan hasil ekstraksi I dan ampas. Ampas yang diperoleh diekstrak lagi (ekstraksi II) dengan perlakuan yang sama dengan ekstraksi pertama dengan tujuan untuk mengekstrak sisa-sisa protein yang masih terdapat dalam bahan.
Larutan hasil ekstraksi I dan II digabung dan diendapkan dengan menambahkan larutan HCL 10% hingga tercapai titik Isoelektrisnya (pH 4,5), proses pengendapan ini dilakukan selama 3 jam, kemudian endapan yang dihasilkan dipisahkan dengan penyaringan. Endapan yang diperoleh ini selanjutnya dicuci dengan air panas dan dilepaskan dari kain saring, hasil inilah yang disebut sebagai konsentrat protein eceng gondok dan bulu ayam.
Selanjutnya konsentrat protein eceng gondok dan bulu ayam ini dicampurkan dengan dedak polish, bungkil kelapa, ikan asin dan tepung tapioka dengan perbandingan 4:15:5:4:2. Campuran ini selanjutnya diaduk dengan air secukupnya hingga membentuk adonan yang kalis. Setelah itu, dilakukan penggilingan menjadi bentuk serupa pellet. Tahap berikutnya, pellet yang diperoleh dikeringkan dengan menjemurnya dibawah terik matahari selama kurang lebih 4 jam baru kemudian dilakukan pengemasan(bp4kkp.stg).

1 komentar: