Rabu, 18 Desember 2013

PPIP LAMONGAN

PPIP Lamongan, Nilainya Terbesar se-Jatim Tuntas Diselesaikan
Minggu, 15 Desember 2013 18:55 WIB


Jalan paving dana PPIP Desa Sukorejo Kec Turi Lamongan
SURYA Online, LAMONGAN-Terkait bantuan proyek Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan (PPIP) Lamongan menjadi Kabupaten yang terbanyak se–Jatim  menerima bantuan PPIP.
Dengan nilai total sebesar Rp 28.250.000.000 untuk 113 desa untuk seluruh kecamatan minus, Kecamatan Lamongan dan Paciran.
Mulai pertengahan Oktober 2013, proyek lewat dana PPIP ini telah dilaksanakan masyarakat yang hingga kini sudah mencapai 95 persen selesai.
”Masyarakat sangat antusias mengerjakan proyek ini lewat Organisasi Masyarakat Desa (OMS),”ungkap Sekretaris Dinas PU Cipta Karya, Sujarwo  yang juga sebagai Satker Kabupaten didampingi PPK, Erwin Sulistiya  kepada Surya, Minggu (15/12/2013).
Lewat program PPIP itu  dialokasikan untuk pembangunan di semua kecamatan diantaranya, untuk pembangunan jalan rabat beton, jalan paving, plengsengan dan saluran air. Semua pekerjaan murni dilakukan oleh masyarakat sendiri.
Dengan alokasi dana masing – masing desa sebesar Rp 250 juta, yang terbagi untuk fisik Rp 245 juta dan BOP Rp 5 juta. Pelaksanaan proyek dari dana APBN-P ini langsung dilakukan oleh masyarakat  yang sebelumnya dibentuk melalui OMS.
Masyarakat di desa yang memperoleh bantuan yang berhak menentukan jenis bangunan fisiknya melalui rapat dan musyawarah desa. Sedangkan Cipta Karya berkawajiban mengawal proses program PPIP. Dana yang cair juga langsung ke nomor rekening OMS.
Pelaksanaan program PPIP di Lamongan menurutnya sudah sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, artinya sejak awal September 2013 sudah dilakukan sosialisasi ditingkat kabupaten, dan berlanjut sosialisasi di tingkat desa pada akhir Oktober.
Soal pencairan dana PPIP,  sebesar Rp 100 juta, Rp 75 juta jika pembangunan fisik mencapai 30 persen dan terakhir fisik mencapai 60 persen sebesar Rp 75 juta.  Untuk mengawasi agar pelaksanaan proyek sesuai konsep yang terjadwal, Dinas PU Cipta Karya melaksanakan progress setiap seminggu sekali.
Sehingga akhir Desember 2013 semua proyek yang didanai APBN-P lewat program PPIP 100 persen selesai pengerjaannya. Pencatatan dan pelaporan harus sempurna.  Sampai hari ini pelaksanaan proyek program PPIP ini boleh dikata sudah beres.
Lima persen yang belum terselesaikan tinggal finishing saja.”Ada jalan paving yang tinggal beberapa meter belum tergarap karena menunggu pengiriman paving. Karena kita harus memakai paving K 300. Intinya hanya tinggal menunggu pengiriman material dari pabrikan,”kata Sujarwo.
Penegasan orang nomor dua di Dinas PU Cipta Karya itu ditandaskan bukan tanpa bukti, bahkan pihaknya menantang Surya untuk melakukan pengecekan di semua desa yang memperoleh bantuan PPIP untuk mengetahui kebenaran sejauh pelaksanaannya.
Keterlibatan masyarakat, tandasnya, tanpa diminta dan disuruh dengan sukarela mereka kompak membantu pengerjaannya. Bahkan tidak hanya didominasi kaum lelaku, kaum hawapun terlibat membantu mengerjakan.
Mereka terjuan sendiri ke lokasi proyek, ada yang ikut mengusung pasir, mengangkut material lainnya untuk kepentingan desanya. Ini adalah wujud keperdulia masyarakat terhadap program PPIP yang langsun melibatkan masyarakat dalam action di lapangan.
Sementara peran seorang fasilitator pemberdayaan juga harus optimal sehingga pembangunan dari PPIP ini terarah dan langsung menyentuh masyarakat. Peran fasilitator harus selalu seiring dengan peran ketua OMS.
Bagaimana dengan respon masyarakat desa yang menerima bantuan PPIP ?, Surya mencoba ke sejumlah desa penerima dana PPIP menunjukkan, umumnya masyarakat ingin segala bentuk bantuan untuk fisik yang digelontor ke masyarakat, praktiknya  disamakan dengan PPIP. Artinya dana pembangunan fisik itu langsung yang menangani masyarakat sendiri. Sehingga secar kualitas dan tingkat kejujuran bisa dipertanggungjawabkan bersamas.
“Masalahnya kalau yang nangani proyek diserahkan masyarakat langsung cenderung penggarapannya akan lebih baik. Yang mengawasi juga lingkungan masyarakat itu sendiri. Logikanya, masyarakat yang menerima bantuan dan dilaksanakan sendiri oleh masyaraka tentu ingin hasilnya baik dan bertahan lama,”ungkap Ny Wiwin warga Desa Sukorejo yang turut membantu di lokasi pemasangan paving di kampungnya.
Senada dengan Wiwin, Ketua OMS, Mustakim ditemui Surya berharap kepada pemerintah lebih mempercayakan masyarakat langsung soal penggarapan  pembangunan desa, meski dana apapun yang diberikan oleh pemerintah.
“Kalau diserahkan orang lain, atau pemborong dalam waktu yang tidak lama sudah rusak,”ungkap Teguh S, Ketua OMS Desa Sukoanyar Kecamata Turi.
Jika penggarapan proyek fisik dipercayakan masyarakat desa penerima bantuan dengan kepanitiaan dari unsur masyarakat yang ada, pasti semuanya saling mengawasinya.   Bahkan lebih mengutamakan pembangunan yang baik.
Teguh mencontohkan, ada jalan rabat beton di desanya yang pelaksanaannya oleh panitia desa dan masyarakat jauh lebih kuat dibanding yang kontraktual, padahal dana dan waktu pembangunan juga sama.
Tentu proyek yang dipercayakan masyarakat langsung harus dikawal oleh dinas terkait dan dimonetor. Soal waktu pelaksanaan juga lebih cepat karena banyak masyarakat yang membantu mengerjakan dengan tetap mempertimbangkan kualitas bangunan.
Manfaat lain, tenaga kerja yang dilibatkan bisa memberdayakan warga setempat. Itu berarti memberikan peluang pekerjaan bagi warga desa. Ada banyak dampak positif jika dana pembangungan model pelaksanaannya diterapkan seperti PPIP.
Senada dengan warga dan Ketua OMS, Al- Amin (30) Fasilitator Permberdayaan mengungkapkan, ia merasakan kemudahan mendampingi masyarakat desa penerima bantuan PPIP. Sebab hampir semuanya punya kesamaan pandangan dalam melaksanakan pembangunan bantuan PPIP.
“Istilahnya semangatnya sama, jadi ada kekompakan dan gerak cepat menyelesaikan pembangunan fisik tanpa meninggalkan kualitas pembangunan yang diinginkannya,”ungkap Al-Amin.
Seperti pelaksanaan jalan paving, jika tidak ada kendala teknik material yang terlambat karena pabrikan, dipastikan akan selesai jauh sebelum dead line. Yang tersisa tinggal 5 persen, dan itupun umumnya soal finishing.
Baca Juga
Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Satwika Rumeksa